Langsung ke konten utama

Kata-Kata Sakti; Surat Cinta - Pudarnya Warna Hati (Episode 1)



Ingin sekali sebenarnya aku menyelesaikan lukisan suasana di perjalanan waktu selama ini tentangmu menjadi cerita terpopuler dalam hidupku, namun aku cukup kesulitan untuk berimajinasi, sesekali aku tak bisa menjamahnya , karena warna indah di hatimu tampak memudar. Aku tak secara egois menerjemahkan kenyataan, bukankah komunikasi kita sudah menggunakan bahasa jiwa yang berbeda? 

Tahukah engkau kekasihku, di sepanjang musim ini aku mencoba menyibukan diriku dengan berbagai pekerjaan, entah berapa gelas tiap hari kuminum kopi kesukaanku, dan asap yang pengap selalu memenuhi kamar kerjaku di sepanjang malam, semua ini sebenarnya bukan semata-mata aku memanjakan diriku dengan kebiasaan lama, namun aku mencoba menghindar dari protes-protes dan setumpuk pertanyaan dalam pikiranku yang sangat sulit terjawab oleh hatiku, bahkan aku merasa seperti ada cekungan kecil di sudut hatiku, mungkin itu tempat luka untuk bersembunyi, semoga ia tetap bersembunyi dan tertidur lelap. 

Bahasa hati tidak etis dikatakan secara langsung, kekasihku, meski kita tidak pernah membuat kesepakatan tentang norma dalam hubungan kita sebelumnya, kendati aku memaksakan untuk kebaikanku sendiri, engkaupun tentunya akan menafsirkan hal yang membuatku menghadapi kebingungan yang luara biasa, dimana tak seorangpun bisa membantu menguraikannya menjadi keyakinan. Bukankah dari beberapa bunga-bunga dan pepohonan yang sangat membutuhkan air di musim kemarau, namun selalu bersabar dan tetap mencoba bertahan untuk tetap kuat, kenapa mereka tidak mencoba memanjangkan akar-akarnya dalam keadaan tersulit? Tentulah mereka masih percaya pada udara yang sesekali memberi kesejukan dan harapan, dan memang kenyataannya tetap berdiri dan kembali memindai air di musim hujan.

Aku mengatakan ini bukan perwalian dari permohonan hati, melaikan aku mencoba memilin gaun kebenaran yang ujungnya sedikit sobek oleh kehendak waktu di setengah perjalanan musim cinta. Sama sekali aku tidak menghadiahkanmu kebingungan yang serupa kekasihku, aku sangat menghargaimu, aku lebih mengagumi indahnya kejujuran ketimbang indahnya bukit-bukit yang melampaui batas pandang mataku. Tidak mesti katakan rindu, kekasihku, selama rembang siangmu belum mengharap senja ..!


Add caption



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kata-Kata Sakti - Di Balik Gelap

Kata-Kata Sakti - Bersama Tafsir Senja

Yang Tertinggal Yang Terindah

Kutitipkan malamku pada siangmu Biar segala catatan kita segera berlalu Ikhlasku nikmati warisan senyummu Kandaskan hari-hari tanpa belenggu Pelukku tak dapat dikata Sebab harapan bukanlah tangan penyangga Meski langkah kasat mata tampaklah lara Namun kenyataan adalah sahaja.....  Kita hanyalah penantian khayal tersedih  Terrentang dalam jelaga nyanyian terindah  Kita hanyalah hasrat abadi yang melirih di saat mimpi-mimpi mencumbu angan kebersamaan.....  Tafsirku padamu bukanlah kata yang terbalik dalam ejaan  Kesaksian ini di bawah kuasa bintang dan rembulan  Layaknya sahabat penyair dalam mengindah kata  Meski aku bukanlah pujangga pengarya......  Hidup kadang harus saeperti ini  Tak perlu ada yang tersakiti  Bila pun janji pernah meniti di jalan hati  Lepaskan bahwa kita pernah di sini......  Kutanggalkan pujaku di masa lalu  bersama nyanyian pelipur kalbu  Biarkan bayang seberangi kenangan terdahulu  Percayakan semuanya pada kuasa sang Waktu....  A