Langsung ke konten utama

Postingan

Kata-Kata Sakti; Surat Cinta - Pudarnya Warna Hati (Episode 1)

Ingin sekali sebenarnya aku menyelesaikan lukisan suasana di perjalanan waktu selama ini tentangmu menjadi cerita terpopuler dalam hidupku, namun aku cukup kesulitan untuk berimajinasi, sesekali aku tak bisa menjamahnya , karena warna indah di hatimu tampak memudar. Aku tak secara egois menerjemahkan kenyataan, bukankah komunikasi kita sudah menggunakan bahasa jiwa yang berbeda?  Tahukah engkau kekasihku, di sepanjang musim ini aku mencoba menyibukan diriku dengan berbagai pekerjaan, entah berapa gelas tiap hari kuminum kopi kesukaanku, dan asap yang pengap selalu memenuhi kamar kerjaku di sepanjang malam, semua ini sebenarnya bukan semata-mata aku memanjakan diriku dengan kebiasaan lama, namun aku mencoba menghindar dari protes-protes dan setumpuk pertanyaan dalam pikiranku yang sangat sulit terjawab oleh hatiku, bahkan aku merasa seperti ada cekungan kecil di sudut hatiku, mungkin itu tempat luka untuk bersembunyi, semoga ia tetap bersembunyi dan tertidur lelap.  Bahas
Postingan terbaru

TAK ADA YANG DIAM SAJA

Kata-Kata Sakti - Di Balik Gelap

Kata-Kata Sakti - Bersama Tafsir Senja

Kata-Kata Sakti - Cemburu

Kata-Kata Sakti - Mahkota Cinta

Tidak ada kuasa bagi mimpi berkeluh kesah pada cinta , meski cinta tak berperan menyentuh istana di kerajaan takdir; bukan juga ia adalah pialang yang senantiasa meninggalkan dan melintasi jejak-jejak di hati..., Namun tidakkah kita layak memberi mahkota terindah diatasnya...? apa yang teranggit di hati hanyalah pernik-pernik ornamen di bawah birunya langit saat cahaya Bintang membimbing kuasa malam... , Dengarkanlah kidung senja saat engkau melintasi hatimu..., Dengarkanlah nyanyian ombak saat asa meratap pada kerasnya karang-karang tajam... Adakah lirik lagu indah yang tertulis di selasar dinding ujung langit utara yang bersenandung lirih dan memanggilmu di masa depan? Berhentilah sejenak saat helaan napas mendukung ragu... Niscaya kita kan berucap tentang agungnya cinta ... Kukecup bunga-bunga yang merunduk di padang harapan... Ingin sekali kucoba memindahkannya ke dalam pagar hatimu... hingga engkau senantiasa menghirup wanginya di sepanjang pagi ....