Kupetik satu tangkai
melati di taman hatiku ‘tuk dipersembahkan pada sang Bidadari,,, bahwasanya aku tetap seperti dulu....’
Seringkali imajnasi
mengusik keyakinan kita bahkan mengganggunya, namun aku percaya pada ‘prinsip’
yang telah kita bangun bersama dan terpintal di sebelah ‘timur’ dinding
keabadian waktu, meski kita menyadari bahwa kita atau siapa pun tak kan pernah mampu
tertidur lelap di ‘permadani kesempurnaan’. Kita hanya kuasa menunggu sapaan
dari sang Realitas di esok hari; menitipkan dan menitipkan harapan..... “
Komentar
Posting Komentar